Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah
upaya pertolongan dan perawatan sementara terhadap korban kecelakaan sebelum
mendapat pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau paramedik. Ini
berarti pertolongan tersebut bukan sebagai pengobatan atau penanganan yang
sempurna, tetapi hanyalah berupa pertolongan sementara yang dilakukan oleh
petugas P3K (petugas medik atau orang awam) yang pertama kali melihat korban.
Pemberian pertolongan harus secara cepat dan tepat dengan menggunakan sarana
dan prasarana yang ada di tempat kejadian. Tindakan P3K yang
dilakukan dengan benar akan mengurangi cacat atau penderitaan dan bahkan
menyelamatkan korban dari kematian, tetapi bila tindakan P3K dilakukan tidak
baik malah bisa memperburuk akibat kecelakaan bahkan menimbulkan
kematian.
II.
TUJUAN P3K
Tujuan dari P3K adalah sebagai
berikut:
a. Menyelamatkan
nyawa atau mencegah kematian
1. Memperhatikan
kondisi dan keadaan yang mengancam korban
2. Melaksanakan
Resusitasi Jantung dan Paru (RJP) kalau perlu
3. Mencari
dan mengatasi pendarahan
b. Mencegah
cacat yang lebih berat (mencegah kondisi memburuk)
1. Mengadakan
diagnose
2. Menangani
korban dengan prioritas yang logis
3. Memperhatikan
kondisi atau keadaan (penyakit) yang tersembunyi.
c. Menunjang penyembuhan
1. Mengurangi
rasa sakit dan rasa takut
2. Mencegah
infeksi
3. Merencanakan
pertolongan medis serta transportasi korban dengan tepat
III.
PRINSIP P3K
Beberapa prinsip yang harus ditanamkan pada jiwa petugas P3K apabila menghadapi
kejadian kecelakaan adalah sebagai berikut:
a. Bersikaplah tenang, jangan pernah
panik. Anda diharapakan menjadi penolong bukan pembunuh atau menjadi korban
selanjutnya (ditolong)
b. Gunakan mata dengan jeli, kuatkan
hatimu karna anda harus tega melakukan tindakan yang membuat korban menjerit
kesakitan untuk keselamatannya, lakukan gerakan dengan tangkas dan tepat tanpa
menambah kerusakan.
c. Perhatikan
keadaan sekitar kecelakaan, cara terjadinya kecelakaan, cuaca dll
d. Perhatikan keadaan penderita apakah
pingsan, ada perdarahan dan luka, patah tulang, merasa sangat kesakitan dll
e. Periksa pernafasan korban. Kalau
tidak bernafas, periksa dan bersihkan jalan nafas lalu berikan pernafasan
bantuan (A, B = Airway, Breathing management)
f. Periksa
nadi atau denyut jantung korban. Kalau jantung berhenti, lakukan pijat jantung
luar. Kalau ada perdarahan berat segera hentikan (C = Circulatory
management)
g. Apakah penderita Shock? Kalau shock
cari dan atasi penyebabnya
h. Setelah A, B, dan C stabil, periksa
ulang cedera penyebab atau penyerta. Kalau ada patah tulang lakukan pembidaian
pada tulang yang patah, Jangan buru-buru memindahkan atau membawa ke klinik
atau rumah sakit sebelum tulang yang patah dibidai.
i. Sementara
memberikan pertolongan, anda juga harus menghubungi petugas medis atau rumah
sakit terdekat.
IV.
PRIORITAS PERTOLONGAN
Ada beberapa prioritas utama yang
harus dilakukan oleh penolong dalam menolong korban yaitu:
a. Henti
napas
b. Henti
jantung
c. Pendarahan
berat
d. Shock
e. Ketidak
sadaran
f. Pendaraahan
ringan
g. Patah
tulang atau cedera lain
V.
TINDAKAN PERTAMA SAAT MENEMUKAN KORBAN
a. Pastikan ABC korban telah stabil,
kalau perlu lakukan RJP
b. Mengadakan diagnosa (mendapatkan
informasi tentang keadaan korban)
1. Riwayat
Yaitu cerita tentang bagaimana
insiden itu terjadi, bagaimana cedera atau penyakit yang didera. Tanyakan
kepada korban bila sadar dan atau saksi mata.
2. Petunjuk
luar
Semua petunjuk yang mungkin ada pada
korban seperti catatan medis korban, obat-obatan yang dibawa korban
3. Keluhan
Adalah sesuatu yang dirasakan atau
dialami atau dijelaskan oleh korban seperti mual, nyeri panas, dingin atau
lemah. Hal itu harus ditanyakan dan dicocokkan dengan diagnose lainnya
4. Gejala
Adalah rincian dari pengamatan yang
anda lihat, cium dan raba dalam suatu pemeriksaan korban (pemeriksaan dari
ujung rambut sampai ujung kaki)
c. Melakukan
pertolongan dan perawatan terhadap hasil diagnosa diatas sesuai dengan
prioritas pertolongan.
VI.
KELUHAN DAN GEJALA PENYAKIT ATAU DERITA
a. Keluhan
yang mungkin diungkapkan korban:
Misalnya: nyeri, takut, panas, tidak
dapat mendengar secara normal, hilang penginderaan, penginderaan abnormal,
haus, mual, perih, mau pingsan, kaku, tidak sadar sebentar, lemah, gangguan
daya ingat, pening, tulang terasa patah.
b. Gejala
yang mungkin dilihat (ekspresi):
Misalnya: Cemas dan nyeri, gerakan
dada abnormal, berkeringat, luka, pendarahan dari liang tubuh, bereaksi bila
disentuh, bereaksi atas ucapan, lebam, warna kulit abnormal, kejang otot,
bengkak deformitas (kelainan bentuk), benda asing, bekas suntikan, bekas
gigitan, bekas muntahan, dll.
c. Gejala yang didapatkan dari perabaan:
Misalya: lembab, suhu tubuh
abnormal, nyeri dan luka lunak bila disentuh, pembengkakan, deformitas
(perubahan bentuk ke yang buruk), ujung-ujung tulang bergeser.
d. Gejala
yang mungkin didengar:
Misalnya: napas bising atau sesak,
rintihan, suara hisapan, bereaksi bila disentuh, reaksi atas ucapan.
e. Gejala
yang mungkin dicium:
Misalnya: Aseton, alcohol, gas atau
uap, asap atau terbakar.
VII.
TINDAKAN DAN PERAWATAN LANJUTAN
Tindakan dan perawatan lanjutan ini
tergantung kepada penilaian anda terhadap kondisi korban, anda biasa:
a. Membawa korban ke tempat yang aman
dan nyaman untuk beristirahat
b. Menghubungi rumah sakit atau pihak
berwewenang
c. Mengatur evakuasi dan transportasi
korban ke rumah sakit
d. Menghubungi keluarga korban
e. Mengijinkan korban pulang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar